Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, “Sesiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Syurga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah sebuah rumah Allah dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenangan (sakinah) turun kepada mereka, rahmat Allah meliputi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang berada di sisi-Nya.” (Hadis Riwayat Muslim, 13/212, no. 4867)
__________________________________________________________________________________

| Nawawi | Aqeedah | Fiqh | Anti Syirik | Galeri Buku | Galeri MP3 | Bio-Pure |
__________________________________________________________________________________

Tuesday, January 1, 2013

672 - Sikap Adil Dalam Mengkritik

Sikap Adil Dalam Mengkritik


Judul Buku:
Sikap Adil Dalam Mengkritik
Studi Ilmiyah Terhadap Metode Muwazanah Dalam Jarh wat-Ta'dil

Judul Asal: Al-Mahajjatu al-Baidha'u fii Himayati as-Sunnati al-Gharra'i min Zallati Ahli al-Akhtha'i wa Zaighi Ahli al-Ahwa'i

Penulis:
Syaikh Dr. Rabe' B. Hadi al-Madkhali hafidzahullah

Penerbit:
Cahaya Tauhid Press

Harga:
RM18

Berat:

280g

Keterangan Buku:

Bukan suatu yang aneh dan pelik apabila kita melihat di antara sebahagian kelompok dengan kelompok yang lain dalam Islam saling mengkritik dan membantah. Bahkan bukan suatu yang asing bagi seseorang ulama membuat bantahan, kritikan, atau mengeluarkan peringatan terhadap kelompok-kelompok, tokoh-tokoh, mahupun kitab-kitab yang mengandungi kesesatan padanya. Ini dilakukan antaranya supaya masyarakat dapat berhati-hati dan mengambil langkah berjaga-jaga dari sebarang kebarangkalian yg tidak baik.

Imam An-Nawawi rahimahullah (Wafat: 676H) berkata:

"Ketahuilah bahawa ghibah itu dibenarkan untuk tujuan yang benar dan syar'i di mana tidak mungkin tercapai tujuan-tujuan syar'i tersebut melainkan dengannya. Ada pun sebabnya ada enam (secara ringkasnya adalah):

1, At-Tazhallum, orang yang dizalimi ketika hendak membela diri.

2, Ketika meminta pertolongan dalam mengubah kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat ke jalan yang benar.

3, Dalam rangka meminta fatwa.

4, Ketika memberi peringatan terhadap kaum muslimin dari keburukan kaum yang menyimpang atau kejahatan sebahagian kelompok atau tokoh.

5, Menjelaskan kesesatan dan keburukan kaum yang terang-terangan membuat kefasikan dan kebid'ahan, iaitu mereka yang menyebarkan kefasikan dan kebid'ahannya.

6, Dalam rangka pengenalan."

Lalu, sejauh manakah bolehnya membuat kritikan terhadap tokoh-tokoh menyimpang dalam Islam? Siapakah yang berhak membuat krtikan, bantahan, tahdziran (memberi amaran dan peringatan), atau bahkan memulaunya (hajr)? Apa syarat-syarat, kaedahnya, dan aturannya? Siapakah pula yang boleh dikritik ataupun di-ghibah secara terbuka?

Maka, sama-sama kita ikuti perbahasannya secara ilmiyah. Agar tidak hanya sembarangan mengkritik walaupun tanpa ilmu dan kemaslahatan. Dan tidak pula meremehkannya sehingga keburukan dan kesesatan menjadi berleluasa. [Hak cipta Atsar Enterprise, www.atsar.ilmusunnah.com. Tidak dibenarkan membuat salinan tanpa kebenaran]

Jumlah Muka Surat:
192 m/s.

Maklumat lanjut:
Saudara Nawawi, h/p. No.: 012-6887715 atau email: dimensi83@hotmail.com untuk urusan tempahan, pembelian, atau semakan stok. Layari juga www.atsar.ilmusunnah.com

Bayaran Pembelian: 
Bank in/depositkan bayaran (termasuk kos penghantaran) ke account CIMB no. 0114-0018104-52-8 (Nawawi B. Subandi), atau Maybank: 162786012893 (Nur Amalina Bt. Zahari) atau Bank Islam: 12038010109649 (Atsar Enterprise) & sms/email kan nama, alamat penuh anda, serta no. tel untuk urusan penghantaran.